Mengingat Djauhari Sumintardja

Oleh: Rifandi S. Nugroho | Selasa, 12 Juli 2022

Pada dekade 1960-1980-an, profesi arsitek di Indonesia masih kental dengan unsur keteknikan atau keinsinyuran. Djauhari Sumintardja adalah satu dari sedikit orang yang meluaskan spektrum disiplin arsitektur ke ranah kebudayaan di era itu. Djauhari menyusun dasar pengajaran sejarah arsitektur di Indonesia dan mengkaji secara intensif khazanah tradisi membangun di Indonesia di dalam kerangka ilmu arsitektur, membagikannya ke dalam tulisan-tulisan di majalah dan jurnal ilmiah. 

Djauhari meraih gelar arkitek dari Royal Institute of Technology, Stockholm, pada tahun 1960. Setelah lulus, Djauhari berkiprah di Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan (LPMB) atau Regional Housing Centre, di Bandung. LPMB merupakan lembaga penelitian kerjasama PBB dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang fokus di bidang permukiman negara-negara berkembang. Selama bekerja di sana, minat Djauhari pada kajian ilmu arsitektur tersalurkan, ia menulis berbagai makalah di majalah Masalah Bangunan terbitan LPMB. Djauhari juga dipercaya menjabat sebagai kepala Sub-Direktorat Permukiman pada masa akhir dinas di LPMB.

Hampir di setiap edisi Majalah Bangunan, tulisan-tulisan Djauhari mengangkat topik arsitektur vernakular dari berbagai wilayah di Indonesia. Meskipun kajian serupa sudah banyak yang menuliskan, Djauhari menempatkan topik tersebut sepadan dengan penelitian seputar teknologi bangunan dan permukiman yang tergolong baru pada eranya, khususnya dalam bingkai pembacaan arsitektural. Sepuluh tahun berselang sejak pertama bergabung di LPMB, Djauhari pun dipercaya menjadi pemimpin redaksi majalah itu, mulai dari 1970 hingga 1985, kemudian berubah nama menjadi Majalah PU dari tahun 1985 hingga 1993.

Pada tahun 1978, Djauhari menerbitkan buku “Kompendium Sejarah Arsitektur Jilid 1” yang dipakai sebagai bahan ajar kampus-kampus arsitektur di Indonesia. Hingga kini, buku itu telah dicetak ulang sampai 8 kali. Djauhari juga aktif menulis jurnal di beberapa perguruan tinggi dan majalah Asosiasi Profesi, baik di Indonesia dan maupun luar negeri, di antaranya majalah Build  International (Belanda), Geography (Inggris), dan Habitat (Pakistan).

Sejak tahun 1985, Djauhari mulai menjejakan kaki sebagai pengajar di perguruan tinggi sembari tetap berdinas di Kementerian PU sebagai Kepala Biro Umum. Djauhari mengampu mata kuliah Sejarah Arsitektur, Perkembangan Arsitektur, Teori dan Kritik Arsitektur, Antropologi dKota, Kota dan Permukiman, dan Kajian Arsitektur Kota di Universitas Tarumanegara, Universitas Bina Nusantara, Universitas Trisakti, Universitas Pancasila, dan Universitas Muhammadyah Jakarta. Djauhari juga menjadi dosen sejarah seni rupa Asia dan Islam di jurusan Interior dan Desain, Universitas Tarumanegara. Sejak tahun 1990 hingga pensiun, Djauhari menjabat sebagai Kepala Pusdiklat Dep. PU.

Dedikasinya di bidang kajian arsitektur, khususnya tradisi membangun di Indonesia, membuat dirinya dipercaya memegang tugas khusus dari UNESCO-ICOMOS sebagai tenaga ahli penilai warisan budaya dalam daftar World Heritage List pada 1994. Di bidang yang sama, Djauhari juga dipercaya menjadi tenaga ahli pemugaran Perum PERURI (1996), kurator tamu Museum Sejarah Jakarta untuk “Pameran Jakarta di Abad ke-XVIII” (1998-1999), Tim Sidang Pemugaran DKI Jakarta (sejak 1998), koordinator Proyek Penelitian Lingkungan Cagar Budaya Dinas Museum & Pemugaran DKI Jakarta (sejak 2001), dan menjadi salah pendiri Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia (sejak 2002).

Kamis, 7 Juli 2022 lalu, Djauhari Sumintardja tutup usia. Beberapa koleksi terbitan Majalah Masalah Bangunan yang dipimpin oleh Djauhari Sumintardja kami arsipkan di dalam koleksi repositori berikut.