Ketukangan: Kesadaran Material, Menyiasati Paviliun Indonesia di Bienial Venesia

Oleh: Robin Hartanto | Senin, 6 Maret 2017

Pada 2014, Indonesia mengikuti Venice Architecture Biennale untuk pertama kali. Rem Koolhaas, kurator utama pameran, mengundang negara-negara peserta untuk menapak tilas sejarah arsitektur masing-masing selama 100 tahun terakhir, “dan menunjukkan, dengan caranya masing-masing, proses terkikisnya karakter nasional karena diadopsinya sifat universal sebuah bahasa modern yang melahirkan sebuah repertoar tunggal dari kancah tipologi yang beraneka ragam,” begitu tulisnya.

Menjawab tantangan tersebut, tim kurator Paviliun Indonesia, yang terdiri dari Avianti Armand, Setiadi Sopandi, David Hutama, Achmad Tardiyana, dan Robin Hartanto, mengusung tema Ketukangan: Kesadaran Material. Tema tersebut mencoba menjawab bagaimana modernitas “diserap” oleh Indonesia tanpa harus melulu bicara tentang politik sebagai narasi besar arsitektur—hal yang sering jadi benang merah wacana arsitektur di Indonesia. “Ketukangan” bicara tentang kerja. Suatu proses yang, mengutip Richard Sennett dalam bukunya The Craftsman, ditandai oleh komitmen mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya. Melalui intensitas kerja yang dilakoni tubuh, kesadaran material mengendap pada pelaku dan menghadirkan kepekaan terhadap berbagai “perkakas” yang ada: tenaga manusia, bahan, lingkungan alam, dan semua yang konkret, berubah, dan majemuk.

Di ruang 500 meter persegi di gedung Corderie dell’Arsenale, tujuh bidang kaca disusun memanjang. Di bidang-bidang kacanya, materi pameran diproyeksikan dalam bentuk digital. Karakter kaca yang transparan, yang opasitasnya bisa berubah dari menembuskan hingga memantulkan, memungkinkan ambiguitas dalam melihat: antara siapa yang dipandang dan siapa yang memandang. Masing-masing kaca memuat satu video. Kaca pertama menyampaikan pengantar teks dan ilustrasi tentang tema kuratorial, sementara enam lainnya menceritakan sejarah 100 tahun arsitektur di Indonesia, melalui enam material yang krusial dalam membedah wacana ketukangan: kayu, batu, bata, baja, beton, dan bambu.

Arsip ini merupakan koleksi tim kurator Paviliun Indonesia. Koleksi yang tersedia meliputi dokumen presentasi, dokumen sayembara, transkrip wawancara, sketsa ide dan storyboard, laporan pameran, gambar kerja, dokumentasi foto dan video, dan konten video pameran.