Andra Matin: Bold and Beautiful

Oleh: Avianti Armand | Minggu, 5 Maret 2017

Nama Andra Matin tiba-tiba mencuat di jagat arsitektur Indonesia ketika pada tahun 1998, sebuah bangunan di daerah Kemang – area permukiman yang berangsur berubah menjadi distrik komersial – mencuri perhatian. Bentuknya sederhana, sebuah kotak semi transparan berukuran 12 x 12 meter, dengan tinggi 8 meter, yang dibungkus kisi-kisi kayu. Di dalamnya: kosong. Hanya tiang-tiang baja hijau, tangga lipat sederhana, dan bayang bilah-bilah kayu yang mengisi ruang.

Kotak besar itu adalah lobby dari Le Bo Ye, sebuah kantor desain grafis. Ditempatkan menempel pada bangunan lamanya, massa tersebut memiliki dua sisi terbuka ke arah halaman luas yang memungkinkan kita mengapresiasi bentuknya secara utuh, dan memahami dua karakter arsitektur Andra matin yang mendudukkannya hari ini sebagai salah satu arsitek terbaik Indonesia: Bold and beautiful.

Menggunakan baja telanjang sebagai struktur bangunan kantor pada masa itu adalah tidak lazim. Belum lagi lantai semen dan dinding yang tidak dicat. Juga tangga plat besi lipat yang dibuat tanpa alas peredam suara. Kelontang kaki beradu logam akan menggema ke seluruh ruang tiap kali ada yang naik turun. Tangga itu bahkan tidak dilengkapi dengan susuran – sebuah prasyarat penting untuk keamanan dan keselamatan pengguna.

Di sini, kita dihadapkan  pada sebuah konversi, di mana kosa kata “arsitektur pabrik” dan “arsitektur gudang” diadopsi ke dalam tipologi “arsitektur kantor”. Dalam konversi ini, bangunan dilucuti dari segala ornamen yang “tidak penting” – menyisakan hanya “tulang belulang” dan kulit yang tipis – dan tiap elemen bangunan ditampilkan secara “jujur”. Di sini, kita menyaksikan ekspresi yang ekstrim dari sebuah arsitektur modern.

Dalam satu kotak tadi kita juga tidak hanya melihat eksperimen yang mendobrak ekspresi tipologi yang lazim, tapi juga eksperimen bentuk yang melawan konsensus umum tentang respons pada iklim tropis. Seperti kita tahu, terik matahari selalu ditangkal dengan teritisan lebar dan atap miring terjal yang memungkinkan terbentuknya bantalan udara penahan panas di bawahnya.

Di Le Bo ye, Andra Matin justru menggunakan kaca datar sebagai atap, dilapisi  bilah-bilah kayu yang sama dengan yang digunakan untuk menutupi bagian atas  sisi yang terbuka ke arah taman. Sementara bagian bawahnya dilengkapi dengan jajaran pintu kaca. Tidak ada pengkondisian udara buatan. Angin dipicu oleh beberapa kipas yang digantung menyebar di dalam  ruang, juga ventilasi silang dari celah antara bilah.

Ini adalah sebuah eksperimen yang berani. Bahkan sebelum kita bicara tentang kemungkinan gagal, mengusulkannya ke klien pun butuh kenekadan dan keyakinan super.  Tapi justru kenekadan itu yang menghasilkan estetika baru. Tanpa dikatakannya, Andra Matin tahu, penggunaan material mentah dan kasar itu tidak akan menarik perhatian. Dengan menempatkannya pada order yang rigid dan tertib, ia membuat mereka “hilang”. Komposisi dari jajaran kolom yang mengisi ruang dengan lipatan plat tangga di sisi jauh, lantai kusam dan dinding polos, atap tinggi dan tembus pandang yang menyangkatkan kelengangan secara keseluruhan menyusun sebuah latar yang tangible untuk sesuatu yang intangible: gerak.

Berdiamlah sejenak di ruang itu. Atap kaca akan merembeskan cahaya. Dari bilah-bilah kayu tersaring gerumbul hijau pohon-pohon. Pintu-pintu kaca berbaris terbuka – tegak seperti tentara. Kisi-kisi kayu di atas kepala menghasilkan bayang-bayang panjang pada dinding dan lantai semen abu yang terus berubah. Gemericik air terdengar konstan dari kolam yang gelap. Kulitnya seperti cermin. Tunggu sampai orang-orang datang. Mereka akan mengisi meja dan kursi-kursi. Berjalan ke toilet. Naik turun tangga. Memesan makanan. Mengantar makanan….. Semua terjadi seperti sebuah koreografi yang luwes dan mulus antara yang tangible dan intangible. Relasi yang dinamis antara keduanya membuat pengalaman ruang di sana tak pernah sama. Andra Matin mengembalikan arsitektur sebagai sebuah “kejadian”. Sesuatu yang tak berulang. Dan tiap kali kita menemukan sebuah keindahan yang baru.

Dalam karya-karya selanjutnya, karakter ini menjadi esensi dari arsitektur Andra Matin, seperti bisa kita lihat dalam proyek Rumah WH, AM House, Katamama, Omah Herborist, Masjid Tubaba, pasar Sarijadi, dan lain-lain. Bold and beautiful.